Bahagia Ada di Sini, Bukan di Dia

2 menit baca

Kamu mengejar kebahagiaan atau ternyata kamu cuma mengejar ilusi kebahagiaan?

Tadi sore, tanpa sengaja ketemu temen saya di sebuah rumah makan. Duduk di tengah ruangan, di meja ada minuman yang saya berasumsi itu minuman panas yang sekarang sudah dingin. Setelah beberapa saat ngobrol, tatapannya kosong, tapi nadanya tajam.

“Aku capek,” katanya.

“Capek kenapa?” tanya saya.

“Karena kayaknya semua udah aku kejar. Kerja dapat, pasangan dapat, liburan udah berkali-kali… tapi tetep aja kosong.”

Saya diam. Nggak ada yang perlu buru-buru ditanggapi. Kadang, diam, hanya mendengarkan, lebih membantu daripada menjejalinya dengan nasehat.

Dia lanjutin, “Waktu sekolah aku mikir: asal bisa kuliah di luar kota, pasti bahagia. Terus kuliah di luar kota, ganti: asal kerja sesuai passion. Lalu: asal punya pasangan yang klik. Terus: asal healing, traveling.”

Dia menghela napas. Saya beri jeda sejenak, lalu bertanya, “Dan sekarang?”

Dia menatap gelas minumannya, “Sekarang mikir: asal punya rumah, asal punya anak, asal… asal…, pasti bahagia. Hmmm, tapi aku juga mulai curiga, jangan-jangan yang aku kejar bukan bahagia. Tapi… itu semua cuma pelarian.”

Dia nunduk sebentar. Lalu pelan berkata, “Mungkin bukan pelarian sih. Tapi kebiasaan. Kita dibiasakan nyari ‘nanti’ dan ‘di sana’. Padahal yang belum pernah dicoba justru: diam, hening di sini-kini.”

Kemudian hening. Mungkin di situ, bahagia akhirnya terasa. Bukan karena dikejar. Tapi karena diterima.

Kebahagiaan yang sesungguhnya bukan sesuatu yang datang dari luar atau dari kondisi tertentu. Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah sifat alami dari diri sejati kita, esensi diri kita yaitu kesadaran, pure awareness, “deep I” yang tak terpengaruh oleh apapun yang terjadi, yang nggak hanyut terseret pikiran & perasan, dan senantiasa ada. Maka, kebahagiaan tidak tergantung orang lain, tidak tergantung waktu (masa lalu atau masa depan), dan tidak terikat tempat.

“Kebahagiaan ada di sini-kini” berarti bukan dalam pikiran yang membayangkan, visualisasi, bukan juga mengejar kebahagiaan di luar, di masa depan.

Jika kita mencari kebahagiaan di luar saat ini, itu artinya kita mencarinya di dalam waktu. Dan waktu adalah ciptaan pikiran. Maka, pencarian itu akan selalu membawa kita ke ilusi baru, ke penderitaan, bukan pada kebenaran, bukan pada kebahagiaan.

Kalau kita mengira bahwa kita akan bahagia setelah mencapai sesuatu (pekerjaan, pasangan, pengalaman tertentu, pencerahan) maka kita sedang nggak sadar bahwa kebahagiaan adalah esensi diri kita terdalam, di sini-kini.

Siapa yang hanya menyadari semuanya, yang nggak ikut berubah, nggak hanyut terseret pikiran & perasaan, yang senantiasa ada, ajeg? Kesadaran.

Kesadaran adalah esensi diri kita, diri kita yang sejati. Dan itulah sebenarnya kebahagiaan yang selama ini kita cari-cari.

Maka jika kebahagiaan tidak ditemukan di sini dan kini, saat ini, maka kebahagiaan nggak akan pernah ditemukan, karena kita sedang mencari di tempat yang salah, yaitu di luar diri.

Ketika perhatian kita yang selama ini melekat pada pikiran, kembali ke kesadaran murni (yang senantiasa ada hadir di sini-kini), di situlah kita menyadari bahwa kita sudah damai. Sudah utuh. Sudah bahagia. Tidak perlu menunggu apa pun.

Seperti halnya: Kamu tidak perlu berusaha mencari langit. Kamu cukup menyadari semua awan yang menghalangi langit.

Begitu juga: Kamu tidak perlu berusaha mencari cinta. Kamu cukup menyadari semua penghalang yang kamu ciptakan di dalam dirimu yang menghalangimu menemukan cinta, yang ternyata cinta itu adalah esensi dirimu yang terdalam, yang senantiasa ada, hadir, di sini-kini.

Kamu tidak perlu berusaha mencari bahagia. Kamu cukup menyadari semua penghalang yang kamu ciptakan di dalam dirimu yang menghalangimu menemukan bahagia, yang ternyata bahagia itu adalah esensi dirimu yang terdalam, yang senantiasa ada, hadir, di sini-kini.

2 menit baca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *