Kesepian (loneliness) berbeda dengan kesendirian (aloneness). Apa bedanya kesepian dan kesendirian?
Tiap malam, Langit duduk di kafe kecil dekat rumahnya. Selalu sendirian, selalu dengan teh yang sama. Hingga suatu malam, Alya muncul tanpa sengaja. Mereka dulu teman SMA. Sudah lama tak bertemu.
“Lama banget ya nggak ketemu,” kata Alya sambil menarik kursi di hadapannya.
“Iya. Kamu sekarang sibuk banget kelihatannya,” jawab Langit.
Alya mengangguk. “Iya. Banyak kerjaan. Banyak ketemu orang. Tapi anehnya malah makin ngerasa kosong.”
Langit tersenyum, setelah ngletakkin cangkir teh yang disruput. “Aku ngerti. Dulu aku juga gitu.”
“Sekarang nggak?”
“Sekarang… masih sendiri, tapi nggak merasa sepi.”
“Lah, bedanya apa?” tanya Alya, serius.
Langit menatap cangkir tehnya sebentar, lalu berkata:
“Kesepian beda dengan kesendirian. Kesepian itu kayak kamu rame-rame tapi ngerasa nggak ada yang ngerti kamu. Kesendirian… itu kayak kamu duduk sendiri, tapi kamu ngerasa tenang. Nggak ada yang kurang.”
Alya terdiam.
“Aku belum pernah ngerasain tenang sendirian.”
“Karena kita diajarin buat takut sama sepi,” jawab Langit. “Kita sibuk ngejar orang lain, padahal yang paling jarang kita temui itu… diri sendiri.”
Ditemani udara malam yang perlahan menyelinap lewat jendela, mata Alya menerawang jauh, seolah baru sadar:
Mungkin selama ini, yang dia cari bukan keramaian untuk mengusir kesepian… tapi keutuhan dalam kesendirian.
Kesepian (loneliness) lebih dekat dengan perasaan kehilangan. Lebih karena kamu kehilangan orang lain.
Kamu merasa kesepian saat tidak ada yang menemani. Tidak ada yang memperhatikanmu. Tidak ada yang mencintaimu.
Kesepian itu seperti lubang kosong di dalam diri, dan kamu berusaha mengisinya dengan berbagai hal.
Kamu berusaha setengah mati mengisinya dengan orang lain, pasangan, teman, drama, kesibukan, social media, kekayaan, kekuasaan, popularitas, hiburan, seks, mengidolakan, fanatisme, dan berbagai hal lainnya.
Tapi semua itu hanya menutupi, bukan benar-benar memulihkan. Sesaat nggak kesepian, tapi kesepian akan sangat lihai untuk kembali kamu rasakan.
Sedangkan kesendirian (aloneness) adalah esensi diri kita, our pure presence, deep I, yaitu: kesadaran.
Kesendirian itu sisi di dalam diri kita yang enggak bisa dijangkau, enggak bisa disakiti oleh apapun dan siapapun di luar diri kita. Seperti langit yang bagaimana pun nggak bisa dijangkau awan.
Kesendirian bukan kekurangan, tapi justru abundance, kelimpahan.
Bukan ketiadaan, tapi kehadiran yang utuh.
Kesendirian terjadi saat kamu menyadari:
“Aku tidak kekurangan apa pun, aku cukup. Aku udah utuh, tanpa perlu diisi oleh siapa pun.”
Kalau kamu terhubung dengan sisi kesendirian di dalam dirimu itu, kamu tidak lagi ingin lari dari dirimu sendiri. Kamu tidak ingin terus mengalihkan perhatian. Tidak ingin terus sibuk.
Kamu bisa duduk dalam keheningan dan merasa damai. Itulah mengapa kesepian enggak nyaman, tapi kesendirian memulihkan.
Ketika kamu belum menyadari sisi kesendirian, maka kamu ketakutan, dan kamu merasa kesepian. Sehingga kamu ingin melekat, attach, pada seseorang, pada relasi, pada sesuatu. Hanya untuk menjaga ilusi bahwa kamu nggak sendirian. Padahal kenyataannya, kamu tau bahwa kamu sendirian. Itu nggak nyaman dan kamu benar-benar merasakannya.
Maka disarankan, masuk ke kedalaman dirimu, dan menyadari sisi kesendirian itu. Berteman dengan kesendirian. Sehingga kamu tidak kesepian, tidak lagi perlu melekat, attach, pada siapapun maupun apapun untuk menjadi utuh.