Mencari Cinta, Padahal Cinta Tidak Pernah Hilang

2 menit baca

Merasa kosong, lalu kamu berpikir untuk mengisinya, “Ah, aku butuh cinta”?

Lalu kamu mulai mencarinya. Di orang lain. Di perhatian. Di pengakuan. Di gegap gempita hiburan. Di nge-scroll social media, melihat konten-konten couple goals yang bikin perasaan gemas.

Tapi ternyata itu cuma sementara. Dan makin kamu mencari, cinta itu malah makin terasa jauh. Kayak bayangan di air, cuma disentuh, tapi enggak bisa digenggam.

Lalu kamu pun begitu capek…

Di saat sudah benar-benar capek, barangkali barulah kamu, kita tersadar bahwa:

Cinta adalah sebuah kondisi batin di dalam diri kita. Bukan karena cinta enggak ada, maka kita mencari cinta. Tapi justru sebaliknya, karena kita mencari cinta, maka kita mengira cinta itu enggak ada.

Kayak laut yang enggak perlu mencari air karena ia sudah air itu sendiri. Kita pun sebenarnya tidak pernah kehilangan cinta. Cinta adalah hakikat terdalam diri kita.

Cinta bukan sesuatu yang perlu dicapai, dimiliki, atau ditemukan di luar diri. Ia bukan pengalaman yang datang dari dunia luar, dari hubungan, atau dari validasi orang lain.

Tapi, ketika kita meyakini bahwa cinta ada di luar sana, di seseorang, di kondisi tertentu, di masa depan, maka kita mulai mencarinya. Dan begitu pencarian dimulai, tidak menemukannya, kita merasa kosong. Yang terjadi kita justru berpaling menjauh dari sumber cinta itu sendiri, yaitu diri kita yang sejati, our deeper self, pure awareness.

Dengan kata lain, pencarian itu kayak awan yang menutupi matahari. Bukan karena matahari tidak ada, tapi karena kita sedang sibuk menatap awan dan berharap menemukan cahaya di awan. Padahal cahaya matahari senantiasa bersinar di balik awan. Seperti halnya, cinta senantiasa ada di dalam diri kita.

Maka, kalau kita ingin mengalami cinta yang sesungguhnya, yang diperlukan malah:

Berhentilah sejenak dari mencari cinta. Jeda, diam, hening. Sadar penuh hadir utuh.

Kesadaran yang sedang menyadari segalanya, menyadari berbagai hal yang muncul dan lenyap di hidup ini, itulah cinta yang selama ini kita cari.

Kalau kita mencari cinta, maka kita malah menjauh dari cinta, lalu kita mengira cinta itu enggak ada. Cinta terasa justru ketika kita berhenti mencarinya. Cinta senantiasa ada di dalam diri kita.

2 menit baca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hidup Melelahkan Karena Berlebihan Mengejar

Kita terprogram, terkondisi, untuk meraih, mendapatkan. Bahkan saat kita bermeditasi. Seorang teman duduk di sebelah saya sore itu, matanya menatap kosong ke taman. “Sekarang hidupmu gimana?” Tanya saya. Lama diam, sebelum akhirnya berkata pelan: “Kemarin, aku nyuci piring sambil mikir soal hidup. Seperti biasa. Mikirin kenapa hidupku begini, kenapa aku nggak seproduktif temen-temenku, kenapa aku ngerasa mandek. Sampai tiba-tiba… busa...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *